PENGANTAR
Pendidikan adalah proses
yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat
dipahami dan dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sebagai
illustrasi dapat kita gunakan profesi seorang Insinyur bangunan. Rancang bangun yang disusunnya dapat
dilaksanakan dengan baik oleh beberapa orang tukang bangunan dibantu dengan
beberapa orang buruh bangunan. Mengapa? karena rancang bangun yang disusun
Insinyur tersebut cukup lengkap dan operasional, sehingga seorang tukang yang
tidak memiliki pendidikan teknik bangunan sekalipun dapat memahami dan
melaksanakannya.
Pertanyaannya: apakah rencana pembelajaran yang telah disusun
oleh guru selama ini sudah lengkap dan operasional? Kenyataannya, pada
pengamatan terhadap dokumen RPP pada portofolio sertifikasi guru, umumnya hanya
berisi langkah-langkah yang cenderung tidak operasional dan langkah tersebut cenderung
bersifat kegiatan rutin. Belum tampak adanya spesifikasi langkah-langkah
pembelajaran sesuai karakter mata pelajaran dan perkembangan peserta didik.
Seharusnya RPP tersebut disusun selengkap mungkin
dan sistematis sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru lain. Terutama
ketika guru yang bersangkutan tidak hadir, guru lain dari mata pelajaran
serumpun dapat menggantikan langsung, tanpa harus merasa kebingungan ketika
hendak melaksanakannya.
Pada hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang
pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada alur
pikir (algoritma) yang spesifik untuk menyusun suatu RPP, karena rancangan
tersebut seharusnya kaya akan inovasi
sesuai dengan spesifikasi materi ajar dan lingkungan belajar siswa (sumber daya
alam dan budaya lokal, kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi). Pengalaman dari penilaian portofolio sertifikasi guru
ditemukan, bahwa pada umumnya RPP guru cenderung bersifat rutinitas dan kering
akan inovasi. Mengapa? diduga dalam
melakukan penyusunan RPP guru tidak melakukan penghayatan terhadap jiwa profesi
pendidik. Keadaan ini dapat dipahami karena, guru terbiasa menerima
borang-borang dalam bentuk format yang mengekang guru untuk berinovasi dan
penyiapan RPP cenderung bersifat formalitas. Bukan menjadi komponen utama untuk
sebagai acuan kegiatan pembelajaran. Sehingga ketika otonomi pendidikan
dilayangkan tak seorang gurupun bisa mempercayainya. Buktinya perilaku menyusun
RPP dan perilaku mengajar guru tidak berubah jauh.
Acuan alur pikir yang dapat digunakan sebagai
alternatif adalah:
1. Kompetensi apa yang akan dicapai.
2. Indikator-indikator yang dapat menunjukkan
hasil belajar dalam bentuk perilaku yang menggambarkan pencapaian kompetensi
dasar.
3. Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk
perilaku terukur dari setiap indikator.
4. Materi dan uraian materi yang sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa agar ianya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
5. Metode-metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
6. Langkah-langkah penerapan metode-metode
yang dipilih dalam satu kemasan pengalaman belajar.
7. Sumber dan media belajar yang terkait
dengan aktivitas pengalaman belajar siswa.
8. Penilaian yang sesuai untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Secara umum, ciri-ciri Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang baik adalah
sebagai berikut:
1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar
yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi
siswa.
2. Langkah-langkah pembelajaran disusun
secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Langkah-langkah pembelajaran disusun
serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru lain (misalnya,
ketiga guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
Petunjuk Pengisian Format RPP
A. Identitas
Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu (lihat format RPP pada lampiran).
Catatan:
- RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
- Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).
Menjadi perhatian: Standar
kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir yang saling
terkait tidak dapat dipisahkan.
Indikator adalah
perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah
mencapai kompetensi dasar.
Kompetensi Dasar
adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai
standar kompetensi.
- Indikator merupakan:
§ Penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
§ Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, satuan pendidikan, dan potensi
daerah.
§ Rumusannya menggunakan kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
§ Digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat penilaian.
§ Disusun dengan kalimat operasional (dapat
diukur) berisi komponen ABCD (Audience
= Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran).
- Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
B. Tujuan Pembelajaran
§ Tuliskan output (hasil langsung) dari satu
paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu penetapan tujuan
pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa.
Misalnya:
Pengalaman belajar: Mengumpulkan
informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber
(SMP/MTs).
Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan
darah tinggi dan stroke.
Contoh lain:
Pengalaman belajar: Mendapat
informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia dan mengkomunikasikan kepada
sesama siswa di kelas.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau keseluruhan tujuan pembelajaran berikut:
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru
berikut:
a. Organ apa saja yang termasuk ke dalam
alat-alat peredaran darah.
b. Sebutkan bagian-bagian jantung.
c. Deskripsikan mekanisme peredaran darah
pada manusia.
2. Siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
3. Siswa dapat mengulang kembali informasi
tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
§ Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1
(satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu
pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran jelas kelihatan.
C. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah
materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator.
Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut
kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan
penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Indikator: siswa
dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi,
regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
Contoh
lain:
Indikator:
Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan (IPA Kelas IV SD)
Tujuan Pembelajaran:
Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan meliputi hewan darat dan hewan air.
Materi pembelajaran:
Jenis-jenis makanan hewan:
§ Jenis-jenis makanan hewan hidup di darat
§ Jenis-jenis makanan hewan yang hidup di air
D. Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode,
tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran
dan metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan,
misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan
masalah, dan sebagainya.
2. Metode-metode yang digunakan, misalnya:
ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar
harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya,
langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada
setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Kegiatan pendahuluan
§ Orientasi: memusat
perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat
kabar dan sebagainya.
Contoh:
”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang
saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan
apa yang saya pegang”.
Penyebutan nama siswa dalam RPP akan
sangat membantu guru dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam
pembelajaran.
§ Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang
akan diajarkan.
Contoh:
Siswa mengamati gambar (gunting koran)
tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat gempa bumi (gambar tidak harus
seragam).
Tahap ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan
melakukan pretest.
§ Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi,
bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
§ Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi
pelajaran secara garis besar.
§ Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
b.
Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah
sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan
skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian
rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan
pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya
kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).
Catatan: LKS yang ada pada
buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun
oleh guru.
c.
Kegiatan penutup
§ Guru mengarahkan siswa untuk
membuat rangkuman/simpulan.
§ Guru memeriksa hasil belajar
siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa
untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya
jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
§ Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran,
dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
2. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun
dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran
yang dipilih, menggunakan urutan sintaks
sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
Contoh:
Pada suatu pembelajaran digunakan model
”Pembelajaran Langsung”. Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan
sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut:
FASE-FASE
|
PERILAKU GURU
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
|
§
Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator,
informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar
|
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
|
§ Mendemonstrasikan keterampilan yang
benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
|
Fase 3
Membimbing pelatihan
|
§
Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
awal.
|
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
|
§
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik, memberi umpan.
|
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
dan penerapan
|
§ Mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi
lebih kompleks dalam kehidupan sehari - hari
|
F. Sumber Belajar
Pemilihan
sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber
(tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan bahan. Sumber
belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku
referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
G. Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk
instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya
dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila
penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan
tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
Contoh:
Soal : Tuliskan 3 akibat tidak memiliki rasa
tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
Pedoman Penskoran:
No.
|
Kunci/Kriteria Jawaban
|
Skor
|
1.
|
Sering mendapat masalah
|
1
|
2.
|
Pekerjaan terbengkalai
|
1
|
3.
|
Diremehkan orang lain
|
1
|
Skor maksimum
|
3
|
Contoh lain:
1. Di manakah
letak kelenjar pankreas?
2. Tuliskan dan jelaskan enzim yangdihasilkan pankreas!
3. Di manakah enzim-enzim itu aktif?
Pedoman Penskoran:
No.
|
Kunci/Kriteria Jawaban
|
Skor
|
1.
|
Pankreas
terletak di rongga perut ........
|
1
|
2.
|
Enzim yang dihasilkan pankreas:
|
|
§ Tripsin
untuk mengubah protein menjadi peptida dan asam-asam amino
|
2
|
|
§ Amilase
untuk mencerna tepung menjadi maltosa dan disakarida lain
|
2
|
|
§ Lipase
untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
|
2
|
|
§ Bikarbonat
untuk menetralisir HCl yang masuk ke usus dari lambung
|
2
|
|
3.
|
Enzim-enzim itu aktif di usus halus
|
1
|
Skor maksimum
|
10
|
Perlu
disadari oleh guru, bahwa:
1.
RPP yang benar akan berdampak pada penulisan materi
ajar dan LKS sendiri oleh guru. Sebab materi ajar pada Buku Pegangan Belajar
Siswa dan LKS (yang dijual bebas) belum tentu sesuai dengan rencana
pembelajaran yang disusun oleh guru.
2.
Karena RPP disusun sendiri oleh guru, maka akan timbul
dorongan pada diri guru untuk menyiapkan fasilitas pembelajaran untuk
memudahkan siswa untuk belajar.
3.
Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan
berdampak pada peningkatan efektifitas pembelajaran.
4.
Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh
seorang guru yang ikhlas berusaha mencerdaskan siswanya.
1 comments:
keren artikele....
sekarang script diblogku dah bisa dicopy. tak ilangna fiture copy link url
Post a Comment